love story

Penutup Harapan Rindu

Setiap langkah terselipkan harapan Rindu. Rindu yang selalu menungu kehadiran sosok Puja. Puja, seorang lelaki berwajah tampan yang selalu menimbulkan harapan-harapan setiap wanita disekelilingnya.

Pagi itu, hentakan kaki Rindu sangat penuh semangat untuk pergi ke sebuah taman kota untuk menikmati oksigen yang baru saja diproduksi pepohonan. Namun,


tanpa sengaja Rindu melihat sepasang kekasih yang tertawa penuh kebahagiaan. Tak jelas memang siapa mereka, tetapi Rindu tersenyum dan memejamkan mata sambil mendengarkan deru suara sungai yang mengalir dan semilir angin yang memeluknya kala itu. Dibalik kelopak matanya yang terpejam, Rindu berdoa kepada Tuhan untuk diberi kesempatan dapat tertawa bersama selamanya dengan seseorang yang bernama Puja.

“HEY !” Sontak terdengar suara yang tak pelan memaksanya untuk mebuka mata.

“Kalau mau tidur ya dikamar rumahmu, ini taman bukan hotel!” Lanjut sesosok pria yang membuatnya malu.

Malu, iya malu, sangat malu..

Pria itu yang ada dalam doa Rindu beberapa detik yang lalu. Tuhan.. terlalu cepat Kau mengabulkan doaku, bisik Rindu dalam hati.

Rindu pun hanya bisa tersenyum dan meminta maaf kepada pria itu. Maaf Kak Puja aku ga sengaja, ucap Rindu sambil tersipu malu.

“Puja, kamu sedang apa? Ayo pulang !” Tiba-tiba seorang wanita cantik menghampiri Puja sambil menggandeng tangannya.

Rindu pun terdiam, matanya berkaca-kaca, kemudian ia mengeluarkan cermin merah jambunya dari dalam tas. Sambil berkaca ia berbisik kembali dalam hati, Tuhan apakah ini jawabanMu?

Tanpa sengaja air mata Rindu menetes, apa yang sedang ia lihat dan membuatnya berharap terjadi dikehidupannya, ternyata diperankan oleh tokoh yang sama dalam harapannya. Namun saja tokoh wanitanya berbeda.

Oksigen yang ia hirup dipagi itu langsung saja dia dihembuskan kembali bersama air mata. Walaupun begitu, Rindu memiliki hati yang besar, jika patah pun masih ada bagian lain yang dapat diselamatkan.

Langkah kaki pun berlanjut menuju rumahnya, kali ini sudah tak ada lagi harapan di setiap langkahnya, sengaja dia gantikan dengan doa, agar wanita tadi yang ia jumpai bersama Puja dapat membahagiakan pria tampan itu.

Sambil kembali menatap cermin, Rindu pun memejamkan matanya dan berbisik dalam hati,

Hay Puja..

Terimakasih telah sempat hadir dalam harapanku

Terimakasih telah sempat memanggilku dengan sebutan Hey ! Nama panggilan yang bagus.

Terimakasih telah menjawab pertanyaanku yang kusimpan dalam hati.

Terimakasih telah memberitahuku kalau aku tak pantas berharap.

Terimakasih telah menghentikan langkahku.

Jangan khawatir, aku saja yang pergi, kamu tetap disitu. Kasihan keringatmu 🙂

Aku pergi ya Puja, padahal aku belum sempat datang sudah kau usir. Semoga kau bahagia selalu..

Akhirnya Rindu pun membuka matanya, saat menatap cermin ternyata pipinya sudah basah. Sejak itu Rindu berusaha dengan susah payah untuk pergi.

Penutup harapan Rindu pun terlontar, semoga saja aku membisikan Puja untuk yang terakhir kalinya saat ini.

Rindu pun pergi, pergi dari sebuah harapan..

Bye Puja ..

Leave a comment